29 November 2019
SOSOK DAN KIPRAH PAK KUSNO (PKSM KAB. BANYUMAS)Berawal dari motivasi diri terhadap kondisi Desa Baseh, Kedungbanteng, Banyumas yang mengalami permasalahan rehabilitasi lahan, illegal logging, minimnya upaya pemberdayaan masyarakat, Kusno mencoba ikut berperan aktif untuk mengatasi sebagian permasalahan ini.
Dengan dedikasi yang tinggi, Pak Kusno mulai mempelajari potensi dan permasalahan yang ada. Pak Kus memulai dengan memotivasi dan memfasilitasi masyarakat sekitarnya membentuk Kelompok Tani Hutan, lembaga kepemudaan, lembaga pendidikan non formal, juga mengaktifkan kegiatan sosial lain yang ada di desanya.
Sebagai PKSM Pak Kusno setidaknya telah memenuhi 4 kriteria yaitu: 1). telah melaksanakan upaya-upaya nyata dibidang rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi dan pelestarian hutan, pengamanan dan perlindungan hutan secara sukarela; 2). Memiliki semangat untuk mengajak atau menularkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lainnya; 3). Memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat ditiru dan diteladani oleh anggota masyarakat; 4).Mendapat pengakuan dari masyarakat disekitarnya bahwa yang bersangkutan memiliki kemampuan dan pantas sebagai Penyuluh Swadaya.
Tak salah bila Pak Kusno disebut sebagai PKSM terbaik II tingkat nasional, pada lomba PKA (Penghijauan dan Konservasi Alam) tahun 2009. Sosok seorang Pak Kus (begitu panggilannya) telah mau dan mampu manggali potensi desa Baseh, yang mempunyai luas 396,33 hektar, dengan luas lahan hutan rakyat + 200 ha. Desa Baseh salah satu desa di kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas atau sekitar 16 Km dari Kota Purwokerto. Desa Baseh mempunyai jumlah penduduk 4.155 jiwa atau 1.448KK. Matapencaharian utama masyarakatnya adalah petani 1650 orang, non petani 413 orang. Di bidang pertanian khususnya dalam pemanfaatan lahan masih kurang optimal karena masih keterbatasan pengetahuan dan keterampilan masih kurang serta diversifikasi usaha tani belum dilakukan oleh masyarakat.
Unduh Lampiran : Lampiran
© 2024 Pusluh